Denpasar – Pascasarjana Universitas Udayana menggelar Kuliah Tamu dengan Pembicara Prof. Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, Ph.D, pencipta Circular Polarized-Synthetic Aperture Radar (CP-SAR) yang berafiliasi pada Universitas Sebelas Maret dan Chiba University, Jepang. “Advanced Technology of Remote Sensing and Its Applications for Humanity” adalah topik pada kuliah tamu yang digelar di Aula Gedung Pascasarjana Universitas Udayana ini, Senin (19/9/2022).
CP-SAR yang dirancang dan dibangun di Josaphat Microwave Remote Sensing Laboratory (JMRSL) oleh Prof. Josh –panggilan akrab Prof. Josaphat- merupakan sensor radar yang bekerja di gelombang L band atau 1,270 GHz dan memiliki gelombang sepanjang 23cm yang membuat radar ini mampu menembus asap, awan maupun kabut dan bahkan bisa tembus ke dalam tanah.
Dengan keunggulan tersebut, CP-SAR dapat digunakan pada siang maupun malam hari. Selama ini, satelit yang ada masih menggunakan SAR konvensional, yaitu Linear Polarized SAR (LP-SAR). Dibandingkan dengan LP-SAR, keunggulan CP-SAR ada pada teknologi polarisasi melingkar yang dapat mengurangi getaran pembawa radar dan pengaruh rotasi Faraday di ionosfer. Dengan cara ini, citra yang didapat akan lebih akurat.
“Teknologi CP-SAR ini diharapkan bisa sangat membantu, mengakomodasi segala kebutuhan pemerintah, dan seluruh aspek kehidupan yang membutuhkan penginderaan jarak jauh, pengintaian, dan hal apapun yang bisa dilakukan melalui satelit. Kami juga berharap semoga kurang dari sepuluh tahun kedepan, kami sudah bisa meluncurkan satelit SAR sendiri,” ucapnya.
Teknologi CP-SAR ini sedianya akan sangat membantu mahasiswa-mahasiswa Program Studi Magister dan Doktor Ilmu Lingkungan, utamanya yang sedang melakukan penelitian dalam bidang Remote Sensing. Dengan menggunakan teknologi CP-SAR ini diharapkan data-data yang didapatkan akan lebih tepat dan akurat, sehingga dapat disajikan data yang terbaik untuk kemajuan studi para mahasiswa.
Dalam closing statemennya, Prof Josh juga berpesan untuk selalu berpikir besar, Jadilah pribadi yang suka belajar, pelajari segala hal, bangun jaringan, berpikirlah bahwa kita bisa berbuat hal besar untuk dunia, bukan hanya Indonesia atau lingkup kecil saja. Kita bisa membuktikan, Indonesia untuk Dunia”. (unud.ac.id)