MANGUPURA, lintaabali.com – Dalam upaya meningkatkan kapasitas pengelola Desa Wisata di masa New Normal, Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional (IPB Internasional) melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan penerapan CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability) bertempat di Desa Wisata Puncak Tinggan, Desa Plaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, 5-6 Juni 2021.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dipimpin oleh Drs. I Wayan Pantiyasa, MM yang merupakan salah satu dosen di IPB Internasional. “Kegiatan ini kami laksanakan dalam rangka menyambut dibukanya pariwisata Bali dalam waktu dekat ini,” kata Pantiyasa.
Selain pelatihan penerapan CHSE di Desa Wisata, diberikan pula mengenai pembukuan sederhana desa wisata dan teknik memandu wisata kepada anggota Pokdarwis Desa Wisata Puncak Tinggan.
Dalam kegiatan ini, Wayan Pantiyasa melibatkan Mahasiswa-mahasiswi IPB Internasional berjumlah 10 orang dari program studi Manajemen Kepariwisataan yang berperan sebagai wisatawan dan evaluator produk yang ditawarkan desa wisata Tinggan.
Desa Wisata Tinggan merupakan Desa wisata yang memiliki produk wisata hiking dengan atraksi wisata peternakan lebah madu, pembuatan biogas, situs Pura Penataran Puncak Mangu, Pura Beji sekaligus menikmati indahnya panorama alam dan perkebunan holtikultura masyarakat desa adat Tinggan.
Peserta pelatihan yang didominasi para muda mudi ini terlihat sangat antusias mengikuti pelatihan karena dibarengi praktek langsung menerapkan materi yang diberikan. Program pengabdian masyarakat yang dilaksanakan secara berkelanjutan selama 8 bulan ini selain diisi dengan pelatihan juga dilakukan pendampingan kepada pengelola desa wisata.
IPB Internasional memang telah berkomitmen mendukung penuh program pengabdian kepada masyarakat ini sebagai salah satu dharma perguruan tinggi selain pendidikan dan penelitian.
Pada kesempatan tersebut IPB Internasional menyerahkan sumbangan berupa alat pengecek suhu tubuh (thermo gun) dan alat pencuci tangan kepada pengelola desa wisata Puncak Tinggan.
“Semoga melalui program pengabdian ini para pengelola Desa Wisata dapat meningkat kemampuan dan profesionalitasnya dalam melayani wisatawan yang akan berkunjung. Apalagi mengingat Desa Adat Puncak Tinggan memiliki potensi bagi berkembangnya pariwisata berbasis agro-ekowisata yang menjadi tren pariwisata ke depan,” pungkas Pantiyasa. (AR)