Denpasar, Lintasbali.com – Santrian Gallery Sanur kembali menjadi saksi kolaborasi hebat 3 orang seniman Bali dengan puluhan karyanya yang memiliki nilai keindahan. Ketiga seniman itu adalah Gusti Ketut Oka Armini, Ni Ketut Wardani, Ni Nyoman Sani dan Wayan Seriyoga Parta sebagai Kurator.
Ni Nyoman Sani, dengan latar belakang pendidikan Seni Lukis S1 di STSI/ISI Denpasar, Gusti Oka Armini mengenyam pendidikan S1 khusus Seni Grafis di FSRD ISI Yogyakarta dan Ni Ketut Ayu Sri Wardani menjalani pendidikan Seni Lukis di FSRD ITB Bandung.
Ketiga seniman tersebut merupakan seorang Ibu yang memiliki keahlian dan keterampilan dalam membuat karya seni khususnya lukisan. Di pameran seni ini mereka bertiga sepakat mengangkat tema “Pertiwi” sebagai bentuk ungkapan dalam lukisan tersebut.
Pameran seni rupa dari ketiga seniman tersebut dibuka mulai Jumat (6/2) selama tiga bulan kedepan. Pameran seni ini akan diresmikan langsung oleh Ida Bagus Gede Sidharta Putra dan juga akan diisi dengan music performing oleh Krisna Floop.
Sebanyak 27 buah lukisan karya seni rupa akan dipamerkan dalam pameran ini, dimana lukisan teraebut terdiri dari lukisan media Akriliki di kanvas oleh Nyoman Sani, Lukisan Cat Minyak di kanvas oleh Ayu Sri Wardani dan karya Seni Grafis cetak tinggi dengan media Lino (karet) di cetak di kertas.
Kehadiran pameran karya perempuan dapat dipastikan selalu mengundang perhatian, bukan hanya karena eksistensi mereka yang tidak sebanyak perupa dari kalangan laki-laki. Tetapi penghayatan mereka dalam berkarya selalu membawa cara pandang yang berbeda dalam menangani media seni rupa.
Latar belakang pendidikan tersebut dapat menjadi anasir yang mendasari proses kreatif mereka, dengan pilihan media dan bahasa ungkap visualnya masing- masing.
Dalam karya-karya mereka tema pertiwi tervisualisasikan dengan cara ungkapan yang berbeda, melalui gesture dan komposisi warna yang khas menggungkapkan penghayatan diri antara sebagai perupa dan Ibu, dalam karya Nyoman Sani. la menuturkan bahwasanya lebih cenderung menampilkan karya dengan energi yang feminim, baik dari unsur – unsur medium maupun teknik.
Lahir dari pemilihan warna-warna yang lebih cerah dan lembut namun ada juga terkesan keras (hitam). Sani juga mengungkapkan bahwa lukisan yang dihasilkan seperti Ibu yang melahirkan anak-anaknya, berbagai unsur karakter dan emosi terekam ditiap karya karya kali ini. Pandangan estetik yang menjadi spirit baginya untuk selalu berkarya adalah, bahwa perempuan akan memberikan apa saja yang dia miliki kepada siapapun melalui keindahan”.
Tema pertiwi bagi Gusti Ketut Oka Armini, dimaknai sebagai ungkapan rasa bersyukur atas segala keindahan bumi pertiwi yang harus kita jaga dan lestarikan. Frame kehidupan yang berubah dinamis dari waktu kewaktu, kemudian menginspirasi di setiap karyanya, sebagai luapan kesyukuran, dengan harapan agar alam tetap terjaga, sebagai penawar dan penyeimbang hidup dan kehidupan kita.
Tema itu terekam dalam guratan garis-garis yang ditorehkan dalam media lino dengan teknik cetak cukil habis (reduction print), yang menggambarkan komposisi tumbuhan liar puitik. “Dalam mengekspresikan ide-ide kreatif saya saat berkarya grafis, ada hal-hal menarik yang bisa saya nikmati, yaitu pada saat proses mencukil dan member pewarnaan. Karena di sana ada keterungkapan dari rasa penasaran saya terhadap hasil yang nanti terekam melalu tekn kcetak”, pungkas Oka.
Serta dalam goresan brush stroke cat minyak (oil painting) menggambarkan gejolak batin seorang Ibu yang menghayati dinamika laku kehidupan, termanifestasikan dalam metamorfosis alam Toba oleh Ayu Sri Wardani. Menurut Ayu Pertiwisri wardani adalah bumi tempat kita berpijak ibaratkan ibu yang memberikan kehidupan, alam yang sudah ada dari sejak kita lahir adalah pemberian ilahi.
Bagi Ayu Sri Wardana, Toba hanyalah setitik kecil dari bagian keindahan bumi ini, tetapi menjadi bagian yang sangat besar dan berharga dalam sejarah hidupku. “Toba menjadi inspirasi karya saya dalam pameran kali ini, bukan hanya sekedar alamnya yang mempesona, tetapi ada keindahan yang menyatu dengan anugerah cinta yang mengiringi perjalanan hidupku,” pungkas Ayu. (Red/LB/Ariek)