YOGYAKARTA, lintasbali.com – Menyusul amanat Pesamuhan Agung PHDI Tahun 2023 di Denpasar, Bali, tahun 2024 ini menjadi momen bersejarah bagi umat Hindu di Nusantara. Ketua Umum Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya menjelaskan kegiatan Abhiseka Samapta Dwiyottama Siwala dan Parisudha Agung Paripurna untuk pertama kalinya dilaksanakan di Candi Prambanan.
“Untuk pertama kalinya, Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat melaksanakan upacara Parisudha Agung Paripurna di Candi Prambanan. Upacara ini merupakan Pujawali atau Piodalan bagi Candi Prambanan, yang dirayakan berdasarkan perhitungan penanggalan Sasih,” jelas Wisnu dalam sambutannya, Selasa, 12 Nopember 2024.
Upacara gabungan Abhiseka dan Parisudha Agung Paripurna sendiri berjalan lancar dihadiri oleh 7 pendeta diantaranya Ida Pandita Agung Putra Nata Siliwangi yang juga adalah Sekretaris Sabha Pandita PHDI Pusat, Ida Pandita Mpu Jaya Brahmananda, dan Romo Rsi Asto Dharmo Eka Telabah.
Sebagai informasi Parisudha Agung Paripurna adalah puncak pujawali yang dirayakan di hari sakral. Waktu pelaksanaannya ditentukan berdasarkan kajian mendalam yang melibatkan FGD (Focus Group Discussion) pada bulan Oktober 2023 di Universitas Hindu Negeri (UHN) IGB Sugriwa.
Diskusi ini menghadirkan pakar-pakar terkemuka, termasuk Guru Besar Arkeologi dari Universitas Indonesia, Prof. Arismunandar, serta Pakar Wariga dari UHN IGB Sugriwa, Dr. Gede Sutarya. Melalui kajian tersebut, diketahui bahwa Abhiseka pertama untuk Candi Prambanan dilakukan pada tanggal “Ekadasi Suklapaksa Margasira” atau 12 November 856 Masehi.
Dalam sambutannya, Wisnu Bawa Tenaya juga menyampaikan bahwa upacara ini menjadi simbol kebangkitan spiritual Hindu di Nusantara.
“Tahun 2024 adalah tahun yang istimewa, karena Abhiseka dan Parisudha Agung Paripurna jatuh di hari yang sama. Semoga ini adalah sinyal dari semesta, bahwa umat Hindu akan semakin kuat dalam ikatan persatuan. Sebagaimana yang kita lihat hari ini di pelataran Candi Prambanan, warisan kejayaan leluhur Hindu di Nusantara,” ujar Wisnu Bawa Tenaya yang juga menjabat sebagai Sekretaris Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila
“Peradaban Hindu dalam perjalanan sejarahnya yang panjang di Nusantara telah memberikan sumbangsih yang signifikan bagi bangsa Indonesia, salah satunya melalui spirit Bhinneka Tunggal Ika. Selain itu ajaran Panca Satya sebagai basis moral untuk membangun umat yang rukun, kuat dan berintegritas,” jelas lebih lanjut
Upacara Parisudha Agung Paripurna ini diharapkan dapat menguatkan ikatan umat Hindu di seluruh Nusantara, sekaligus meneguhkan Candi Prambanan sebagai warisan budaya yang menjadi simbol persatuan.
Prambanan, dengan arsitektur dan nilai spiritualnya, tidak hanya merupakan warisan kebanggaan Indonesia, namun juga simbol bagi kesatuan dan keharmonisan seluruh umat Hindu di Indonesia.
Sejak tahun 2019, upacara Abhiseka rutin dilaksanakan, dan tahun ini menjadi yang kelima. Tahun 2024 menjadi sangat istimewa, karena waktu Parisudha Agung Paripurna yang mengacu pada kalender Sasih, jatuh tepat pada tanggal 12 November, bersamaan dengan peringatan Abhiseka berdasarkan penanggalan Masehi.
Dengan demikian, upacara Abhiseka dan Parisudha Agung Paripurna berlangsung bersamaan, menandai keharmonisan perhitungan waktu antara tradisi Sasih dan Masehi.
Turut menghadiri peristiwa langka dan istimewa ini diantaranya Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Ketua Umum Pengurus Harian PHDI Pusat, Gede Narayana, Ketua Umum Panitia Perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1947, I Gusti Ngurah Putra, Ketua Panitia Abhiseka ke 6, I Nyoman Ariawan Atmaja, Ketua Team Kerja Pemanfaatan Candi Prambanan, I Wayan Dharmawan, Ketua Umum Pimpinan Pusat KMHDI, I Gede Eka Sudarwitha, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung dan Nyoman Warta, Ketua PHDI DIY. (Red/Rls)