News

PLN Indonesia Power UBP Bali Fokus Keberlanjutan Ekowisata Mangrove Batu Lumbang

DENPASAR, lintasbali.com – Menuju kemandirian program yang sudah memasuki tahun terakhir dengan pendampingan dari PLN Indonesia Power UBP Bali, perusahaan bersama Kelompok Usaha Bersama (KUB) Segara Guna Batu Lumbang selaku pengelola program fokus pada dampak keberlanjutan program Ekowisata Mangrove Batu Lumbang.

Dampak keberlanjutan yang diharapkan dari program ini adalah baik dari sisi lingkungan yaitu kelestarian mangrove yang terus terjaga, perubahan perilaku masyarakat yang tadinya tidak peduli terhadap ekosistem mangrove menjadi lebih memiliki kepedulian, serta peningkatan ekonomi masyarakat.

Sebagai bentuk Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), perusahaan melaksanakan program Inovasi Sosial salah satunya adalah melalui Program Ekowisata Mangrove Batu Lumbang sejak tahun 2020-2024 yang berlokasi di Kawasan Hutan Mangrove Tahura Ngurah Rai, Desa Pemogan, Denpasar Selatan, Bali.

Ketua Dewan Pertimbangan PROPER Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Prof. Sudharto P. Hadi, MES, Ph.D menyampaikan bahwa program Inovasi Sosial penting dilakukan oleh perusahaan untuk menjawab berbagai permasalahan di masyarakat.

“Inovasi Sosial dapat mengintegrasikan masalah yang dihadapi masyarakat diantaranya adalah kemiskinan, pendidikan, pengangguran, permasalahan lingkungan, dan yang lainnya dengan kebijakan, strategi dan operasi perusahaan,” ujar Sudharto dalam keterangan resminya pada Senin, 20 Mei 2024.

Dalam program Ekowisata Mangrove Batu Lumbang, dampak yang diharapkan adalah adanya perubahan dan keberlanjutan, dimana perusahaan dapat mampu merubah kebiasaan masyarakat terkait dengan kepedulian terhadap lingkungan, dimana sampah masih menjadi permasalahan utama di Hutan Mangrove dan tentunya keberlanjutan program sehingga manfaat dapat terus dirasakan oleh masyarakat, tambah Sudharto.

Dari sisi perusahaan, Vice President Corporate Communication and CSR PLN Indonesia Power Aryati menyampaikan bahwa perusahaan berkomitmen untuk melakukan program Inovasi Sosial yang dilaksanakan disekitar perusahaan untuk mewujudkan dampak lingkungan, sosial dan ekonomi.

BACA JUGA:  Heboh! Ratusan Juta Telur Nyamuk Wolbachia Siap Disebar Tuai Penolakan

“Peran perusahaan dibutuhkan dalam intervensi terhadap program Inovasi Sosial di sekitar perusahaan dimana kita akan mendampingi kurang lebih 5 tahun, setelah itu masyarakat diharapkan bisa mandiri secara ekonomi dan menjalankan program secara berkelanjutan,” ujar Aryati.

Dalam 5 tahun masa pendampingan program, upaya yang telah dilakukan PLN Indonesia Power UBP Bali dalam pengembangan program diantaranya adalah mulai dari konservasi mangrove, pengolahan hasil hutan bukan kayu (HHBK) mangrove hingga pengelolaan pariwisata berbasis digital.

I Made Harta Yasa Senior Manager PLN Indonesia Power UBP Bali menyampaikan bahwa program Ekowisata Mangrove Batu Lumbang diharapkan dapat berhasil mandiri dan berkembang secara berkelanjutan mewujudkan desa berdaya untuk percepatan pembangunan nasional.

Made menyampaikan pada tahun 2024, PLN Indonesia Power UBP Bali mengusung tema “Melukat” atau Memuliakan Laut untuk Mensejahterakan Masyarakat sebagai program Inovasi Sosial di Ekowisata Mangrove Batu Lumbang dimana program utamanya adalah menjadikan Ekowisata Mangrove Batu Lumbang sebagai pusat pembelajaran bagi pengunjung lokal maupun internasional untuk mempelajari dan memahami konservasi mangrove serta pengelolaan pasca konservasi.

“Tentunya kami PLN Indonesia Power UBP Bali akan terus memperhatikan dampak keberlanjutan program berbasis pemberdayaan masyarakat baik dari sisi lingkungan, sosial dan ekonomi sebagai wujud implementasi ESG,” ujar Made.

Made juga menyampaikan bahwa saat ini perusahaan terus mendampingi program sampai dengan mandiri dimana Ekowisata Mangrove Batu Lumbang saat ini sudah menjadi destinasi wisata mangrove mandiri satu satunya yang berbasis digital di Kota Denpasar dan sudah siap menjadi destinasi wisata baru di Pulau Bali.

“Pendampingan saat ini juga fokus kepada muda mudi yang merupakan anak nelayan untuk dapat terlibat untuk mengelola ekowisata digital ini sehingga Ekowisata Mangrove Batu Lumbang akan semakin masif dikenal oleh masyarakat,” tambah Made.

BACA JUGA:  Cara Mudah Belajar Piano, Gitar dan Biola Dengan "Si Solmi Bavisch Spelling Method"

I Wayan Kona Antara Ketua KUB Segara Guna Batu Lumbang menyampaikan bahwa dengan adanya program konservasi mangrove, ekosistem mangrove perlahan pulih.“Dengan adanya mangrove yang lestari , sumber daya perikanan juga tumbuh bagus dan tentunya pendapatan kami juga meningkat,” Ujar Wayan.

Wayan menyampaikan bahwa dengan luasan Hutan Mangrove sebesar 1373 hektar dengan 33 jenis mangrove yang terlengkap di dunia dapat menjadi peluang atau potensi bagi kelompok untuk keberlanjutan program.

“Kami berharap, program ini dapat membawa dampak baik dari sisi lingkungan, sosial maupun ekonomi. Kedepan kami ingin lebih banyak lagi libatkan, bukan hanya nelayan namun juga masyarakat pesisir, sehingga masyarakat bisa bersama sama memiliki peran penting untuk menjaga lingkungan dan meningkatkan ekonomi keluarga,” tambah Wayan.

Untuk mewujudkan dampak berkelanjutan, perusahaan bersama KUB Segara Guna Batu Lumbang tentunya tidak dapat berjalan sendiri, pelibatan atau kerjasama dengan stakeholder juga terus dilakukan diantaranya adalah dengan pemerintah setempat, dinas atau kementerian terkait, universitas, komunitas serta masyarakat. (Red/Rls)

Post ADS 1