Destinasi Seputar Bali

Rugi Rp550 Juta Perbulan, Objek Wisata ini Berharap Pariwisata Segera Dibuka

LINTASBALI.COM – Daya Tarik Wisata (DTW) Monkey Forest yang berlokasi di Desa Padangtegal, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar sudah mulai dibuka sejak Pemerintahan memberlakukan ujicoba pembukaan Objek Wisata di Bali.

Sejak dibuka kembali, jumlah wisatawan yang datang ke Monkey Forest Ubud rata-rata 50 orang perhari. Dampak dari pandemi covid-19 sangat dirasakan sekali oleh pengelola dan Desa Adat Padangtegal Ubud.

BACA JUGA:  BALI SEBAGAI PARIWISATA BUDAYA, TETAP DAN AKAN SELALU DIMINATI

Hal tersebut disampaikan I Nyoman Sutarjana, Manajer Operasional Monkey Forest Ubud saat ditemui di sela-sela menerima bantuan dana dari Kementerian BUMN, Senin, 20 September 2021.

Dirinya juga menyampaikan, selama ditutup untuk umum kerugian pihak pengelola Monkey Forest Ubud sebesar Rp550 Juta perbulan.

“Selama tutup PPKM tidak ada pemasukan, kerugian sebesar Rp550 Juta perbulan untuk biaya operasional dan pakan,” kata Sutarjana.

BACA JUGA:  Forkom Taksu Bali Kawal Dua Orang Saksi Pelapor Terkait Penghinaan Penodaan Agama dan Seks Bebas AWK

Pihaknya sangat bersyukur dan menyambut baik dapat menerima bantuan dari Kementerian BUMN bersama pengelola Objek Wisata lainnya seperti Objek Wisata Sangeh di Kabupaten Badung dan Objek Wisata Alas Kedaton di Kabupaten Tabanan.

Saat ditanya berapa besaran dana yang diberikan Kementerian BUMN kepada pengelola Monkey Forest Ubud, pihaknya menyampaikan belum tahu.

BACA JUGA:  Wagub Cok Ace Resmikan Kick Off SERAMBI 2023

“Nominalnya kami belum tahu berapa,” imbuh Sutarjana.

Dengan luas lahan 12,5 hektar, dalam kondisi pariwisata normal sebelum pandemi, Monkey Forest Ubud setidaknya ada 6000 wisatawan yang datang ke tempat ini.

Wisatawan yang datang didominasi oleh wisatawan mancanegara yang ingin melihat ribuan monyet dan kalong (jenis kelelawar besar) serta vegetasi alami yang ada di hutan Monkey Forest Ubud.

BACA JUGA:  Cok Ace Resmi Jabat Ketua BPD PHRI Bali periode 2020-2025

Pihaknya juga berharap, dengan diturunkannya level PPKM menjadi level 3 kunjungan wisatawan mulai menunjukkan pergerakan meskipun tidak terlalu signifikan. (Ar)

Post ADS 1