News

Saling Menguatkan, Peradah dan STAHN Mpu Kuturan Ngejot ke Krama Hindu Desa Subaya

Denpasar, Lintasbali.com – Gerakan Peradah Ngejot yang digelar secara rutin oleh DPP Peradah Indonesia Bali bersama DPK Peradah Indonesia se-Bali sebelum perayaan Galungan kembali bergulir. Menyambut Hari Galungan dan Kuningan, Rabu (16/9) dan Sabtu (26/9), gerakan itu menyasar masyarakat kurang mampu di Desa Subaya, Kintamani Bangli.

Menariknya, Program Peradah Ngejot seri ke-4 ini turut mengajak sejumlah akademisi STAHN Mpu Kuturan Singaraja yang dibingkai dalam Pengabdian kepada Masyarakat Mandiri. “Program Peradah Ngejot merupakan bagian dari program yang rutin digelar setiap enam bulan sekali menjelang perayaan Galungan dan Kuningan. Melalui ngejot, momentum dan spirit Hari Suci Galungan dimaknai lebih kongkret ke pawongan,” kata Ketua DPP Peradah Indonesia Bali yang juga Koordinator Pengabdian Masyarakat Mandiri STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Komang Agus Widiantara.

Ia menjelaskan, semangat dan spirit ngejot sebagai salah satu kearifan lokal Bali saat ini perlahan mulai memudar seiring dinamika kehidupan sosial yang pragmatis dan individualis. Padahal, ngejot merupakan tradisi masyarakat Bali dengan semeton krama Bali maupun krama tamiu sebagai ungkapan syukur, kebersamaan, kepedulian, saling berbagi, dan mengasihi, terlebih di tengah pandemi Covid-19. “Berbagi di tengah pandemi bukan perkara mudah. Harus ekstra hati-hati, mengikuti seluruh protokol kesehatan yang ada. Belum lagi medan menuju Subaya terjal dan menantang,” katanya.

Meski demikian, pihaknya mengaku sangat senang dapat berbagi dengan penduduk yang membutuhkan, yang diharapkan dapat menumbuhkan pemaknaan Galungan yang tak semata perayaan, persembahyangan, dan ‘pesta pora’. “Merayakan kemenangan idealnya kontekstual dengan kenyataan. Berbagi dengan sesama salah satu cara untuk mengisi kemenangan,” katanya.

Lebih jauh, melalui gerakan bersama dengan STAHN Mpu Kuturan Singaraja, ke depan diharapkan kegiatan pengabdian tidak hanya berhenti pada bakti sosial dengan penyerahan sembako. Namun juga dalam bentuk program pemberdayaan warga setempat seperti pelatihan, hingga penelitian sejarah desa setempat sebagai media literasi.

BACA JUGA:  Tegas! PDI Perjuangan Pecat Made Gianyar dan Kutha Parwata

Ketua DPK Peradah Indonesia Bangli, I Ketut Eriadi Ariana, bersama Koordinator Kegiatan, Putu Oka Suyasa, menjelaskan bahwa dalam program kolaborasi itu pihaknya menyasar 40 kepala keluarga (KK) kurang mampu dan lansia. Pemilihan Desa Subaya sebagai sasaran tidak terlepas dari kawasan desa yang relatif “terisolir” dari pusat kecamatan, namun memiliki potensi yang besar untuk berkembang di kemudian hari.

“Kebetulan Peradah Bali kali ini turun ke kawasan Bangli sebagai wilayah kerja kami serta mengajak para akademisi, sehingga kami arahkan ke desa ini. Harapannya, nanti dapat distimulus untuk pengembangan ke arah pemberdayaan masyarakat yang lebih jauh. Termasuk, upaya-upaya penelitian akademis baik dari bidang ekonomi maupun studi terhadap budaya Bali Pegunungan yang hidup di sini,” jelasnya. (Red/Rls)

Post ADS 1