News

Selama 12 Hari di Ukraina, Upaya Stakeholder Pariwisata Bali Datangkan Wisatawan.

Denpasar, Lintasbali.com – Travel bubble yang diwacanakan pemerintah perlu segera direalisasikan. Dalam kondisi di mana negara sumber wisman 3 terbesar Indonesia pra-pandemi belum mau membuka perbatasannya dengan Indonesia dan bahkan negara ASEAN pun belum percaya dengan Indonesia.

Dalam rangka mengantisipasi dan menyongsong reaktivasi wisman mancanegara, pelaku dan stakeholder Bali terus melakukan upaya mencari peluang dan menjajaki dengan mitra kerja di negara yang mau bekerja sama dengan Bali. Seperti yang dilakukan oleh Pacific Holidays DMC, a member of Lianinti Group, melakukan pendekatan langsung ke Ukraina bersama partner villa Hanging Gardens of Bali yang mempunyai visi, misi dan semangat yang sama serta didukung oleh KBRI di Kyiv.

Nyoman Astama, Ketua DPD IHGMA Bali dalam sebuah kesempatan mengatakan, pemerintah harus membuat terobosan kreatif dalam mengimplementasikan rencana travel bubble tersebut jika ingin wisatawan datang ke Bali.

“Ini adalah promosi pertama yang dilakukan oleh stakeholder pariwisata Bali ke luar negeri semasa COVID-19,” ujar Astama.

Menurutnya, penerapan protokol kesehatan secara disiplin harus dilakukan baik oleh individu, masyarakat dan industri. Untuk pelaksanaan travel bubble, pendekatan dan pembahasan G2G yang lebih gigih dan menyeluruh mesti dilakukan dengan negara-negara yang mau bekerja sama dengan Indonesia, agar rencana travel bubble yang diwacanakan pemerintah tidak hanya sebatas isapan jempol.

Nyoman Astama, SE., CHA, Kandidat Konsul Kehormatan Ukraina di Bali

Indonesia memiliki kelebihan dan keunggulan semasa pandemi yang harus dikedepankan untuk meyakinkan perjanjian travel bubble yaitu Pertama, posisi geografis dan topografis Indonesia yang terdiri atas kepulauan yang dibatasi oleh selat dan laut sejatinya secara fisik sudah berjarak. Sehingga pengontrolan mobilitas orang dan barang atau bahkan bila diperlukan penutupan suatu pulau bisa dilalukan dengan terukur.

BACA JUGA:  Empat Perupa Pamerkan 56 Karya dalam Pameran ‘Getting Closer’

Kedua, Kasus yang terjadi di beberapa daerah sangat berbeda jumlah kasus positif dan fatalitasnya. Jumlah kesembuhan yang terus meningkat di beberapa daerah termasuk di destinasi wisata menjadikan daerah tersebut sebagai erea greenline.

Ketiga, Keberhasilan Indonesia melakukan uji klinis fase ketiga untuk vaksin COVID-19 dan rencana untuk produksi massal awal tahun 2021 memberi harapan yang menyemangatkan.

Keempat, penemuan obat COVID-19 oleh team riset Universitas Airlangga bersama BIN dan team TNI AD menunjukkan keberhasilan tim penelitian dan pengembangan Indonesia yang apabila efektif menyembuhkan COVID-19 akan diperhitungkan komunitas global.

Kelima, Pelaksanaan verifikasi bagi industri pariwisata sebelum direaktivasi untuk memastikan penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment friendly) merupakan bukti dan komitmen pemerintah dan industri dalam menumbuhkan kepercayaan pasar.

Kebijakan travel bubble ini sangat dinantikan oleh industri. Apalagi Bapak Presiden mengambil pendekatan soft approach agar kita dapat beradaptasi dengan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 ini dengan protokol kesehatan dalam tatanan hidup baru, karena virus ini tidak akan hilang dari muka bumi.

Ukraina sebagai promosi pertama untuk mendatangkan tamu wisman karena adanya beberapa alasan: 1) Ukraina sudah membuka dirinya untuk pengunjung sejak 15 Juni 2020; 2) Ukraina menempatkan Indonesia sebagai negara green zone sehingga warga Indonesia yang ingin berkunjung ke Ukraina sudah bisa melakukannya; 3) Ukraina mengijinkan warganya untuk bepergian ke Indonesia.

Rombongan berangkat dari Bali pukul 19.30 WITA pada 23 Agustus menggunakan pesawat komersial domestik via Jakarta. Dari Jakarta pukul 00.20 WIB tanggal 24 Agustus dilanjutkan dengan pesawat komersial internasional tiba di Dubai pukul 05.05 waktu setempat dan selanjutnya berganti pesawat regional dari Dubai pukul 9.30 menuju bandara KBP Kyiv, Ukraina. Tiba di Kyiv pukul 14.30 waktu setempat rombongan langsung meneruskan perjalanan menuju Odesa kota wisata pantai Ukraina menggunakan minibus selama sekitar 6 jam.

BACA JUGA:  Membanggakan, Wakil Bali ikuti Indonesian Drum and Percussion Festival

Tepat pukul 20.30 waktu setempat rombongan tiba di Odesa, setelah menempuh perjalanan keseluruhan sekitar 19 jam di luar waktu transit. Perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan, namun pemandangan dan hamparan perkebunan bunga matahari dan jagung sepanjang perjalanan menghilangkan rasa penat dan lelah.

Penjajakan kerja sama dan promosi kesiapan pariwisata Bali dilakukan selama 12 hari di tiga kota di Ukraina yaitu Odesa, Lviv dan Kyiv melalui promosi door-to-door dan presentasi kepada partner agent di masing-masing kota. (Red/Rls)

Post ADS 1