DENPASAR, lintasbali.com — Semangat kreatif berpadu dalam ajang Fruits and Vegetables Carving Competition bertema “Laut Sanur” yang digelar di Muntig Siokan, Pantai Mertasari, Sanur Kauh, Denpasar Selatan, Minggu, 9 Nopember 2025. Kompetisi ini menjadi salah satu rangkaian Sanur Village Festival (SVF) ke-18 Tahun 2025, yang selalu menghadirkan perpaduan seni, budaya, kuliner, dan kreativitas masyarakat Sanur.
Sebanyak 18 tim peserta turut ambil bagian dalam lomba ini. Mereka berasal dari kalangan umum, pelajar, mahasiswa, hingga profesional yang menampilkan keahlian memahat buah dan sayur menjadi karya seni tiga dimensi bertemakan kehidupan laut Sanur mulai dari bentuk ikan, karang, penyu, hingga ombak yang dipahat dengan detail dan presisi tinggi.
Dalam perlombaan yang berlangsung selama 120 menit ini, para peserta dituntut untuk menampilkan teknik ukir terbaik sekaligus menyelaraskan komposisi warna alami buah dan sayur. Penilaian dilakukan oleh tiga juri berpengalaman di bidang kuliner dan seni ukir, yakni Ida Bagus Parwata – tokoh kuliner Sanur, Chef Nyoman Merta – anggota Sanur Chef Community, dan Nyoman Putrayasa dari Sayan Ubud.
Menurut Chef Bayu Kristiawan, Ketua Sanur Chef Community, kompetisi ini bukan sekadar ajang unjuk keterampilan, tetapi juga wadah untuk melestarikan kreativitas kuliner yang berakar pada budaya lokal.
“Melalui tema Laut Sanur, kami ingin mengangkat kekayaan laut dan kehidupan pesisir Sanur dalam bentuk seni ukir buah dan sayur. Tantangannya besar, karena peserta harus mampu menggabungkan keindahan visual dengan teknik ukir yang rumit dan presisi tinggi,” ujar Chef Bayu.
Seni fruit and vegetable carving memerlukan tingkat ketelitian dan kesabaran tinggi. Setiap potongan harus dilakukan dengan sudut dan tekanan yang tepat agar hasil pahatan tidak rusak. Selain itu, peserta juga harus mampu mengatur waktu dan menjaga kesegaran bahan, sebab buah dan sayur mudah berubah warna serta teksturnya jika terlalu lama terkena udara.
“Kesulitan utama dalam lomba seperti ini adalah menjaga detail pada bahan yang lembut. Diperlukan kecepatan, kepekaan artistik, serta pemahaman tentang karakter setiap buah dan sayur,” jelas salah satu juri, Chef Ida Bagus Parwata, saat memberikan penilaian.
Sementara itu, Founder Sanur Village Festival, Ida Bagus Gede Agung Sidharta Putra, menyambut positif penyelenggaraan kompetisi ini sebagai bagian dari upaya menghidupkan semangat kreatif masyarakat Sanur.
“SVF selalu menjadi wadah ekspresi bagi pelaku seni dan kuliner lokal. Melalui lomba carving ini, kami ingin menunjukkan bahwa kreativitas dapat tumbuh dari bahan-bahan sederhana, menjadi karya yang mempesona dan membanggakan,” ungkapnya.
Dengan latar panorama laut Sanur yang indah, kompetisi ini tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga mempertegas komitmen Sanur Village Festival untuk terus mengangkat potensi kuliner dan budaya lokal ke kancah yang lebih luas. Setiap pahatan buah dan sayur mencerminkan dedikasi dan cinta terhadap seni, menjadikan Fruits and Vegetables Carving Competition sebagai salah satu sorotan utama SVF ke-18 tahun ini. (LB)




