JAKARTA, lintasbali.com – Persekutuan Gereja Gereja di Indonesia (PGI) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 dengan penuh semangat persatuan dan oikoumene, pada Sabtu, 25 Mei 2024 bertempat di Gereja Kristen Muria Indonesia (GMKI) Anugerah Jakarta, Jalan Taman Tanah Abang III No 2, Petojo, Jakarta Selatan.
Acara ini mengangkat tema “Menjadi Satu dengan Sempurna” (Yohanes 17: 23) dan dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, serta perwakilan dari Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI).
Dalam sambutannya, Luhut Binsar Panjaitan mengajak umat Kristen untuk bersatu dan bersama-sama membangun bangsa Indonesia. “Saya mengajak umat Kristen bersatu agar menjadi teladan di negeri ini untuk bersama berkontribusi dalam membangun bangsa yang besar ini,” pesannya.
Luhut juga menyampaikan bahwa pemilu sudah selesai dan saatnya semua pihak untuk bersatu dan move on. “Pemilihan umum sudah selesai mari move on kita bersama toh MK sudah memutuskan, tinggal kita tunggu lagi lima tahun ke depan,” ujarnya.
Pdt Dr. Agus W. Mayanto, Ketua Umum Sinode GKMI, menekankan pentingnya gereja untuk menempatkan posisi yang berbeda dan tidak berselingkuh dengan penguasa. “Gereja adalah produk Allah sehingga gereja harus memposisikan agak lain,” jelasnya.
Sementara itu, Monsinyur Bunyamin, perwakilan KWI, menegaskan eratnya hubungan antara PGI dan KWI. “Kehadiran PGI dan KWI merupakan dua komunitas yang sangat erat. Di mana setiap hajatan KWI, PGI selalu hadir untuk memberikan masukan,” ungkapnya.
Ketua Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom, menyampaikan rasa syukur atas 74 tahun perjalanan PGI dan menyerukan kesatuan gereja untuk menghadapi berbagai tantangan bangsa. “Hanya dengan demikian, gereja-gereja yang beragam itu mampu mengaku sebagai tubuh Kristus, yang adalah satu adanya,” tuturnya.
Gomar juga menyampaikan beberapa poin penting dalam sambutannya, antara lain pentingnya mendukung pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Namun ia juga mengingatkan agar PGI harus tetap aktif dan kritis dalam berperan sebagai mitra strategis pemerintah.
PGI perlu terus mengatasi berbagai masalah kemanusiaan dan lingkungan, termasuk penegakan HAM di Papua, aksi intoleran, dan penutupan gereja.
“Gereja-gereja di Indonesia harus semakin terbuka satu sama lain dan saling menerima,” ujarnya.
Pdt, Gomar juga menyampaikan pentingnya peran gereja dalam menjawab krisis kebangsaan, ekologis, dan keesaan, serta tantangan perubahan masyarakat akibat budaya digital, termasuk mengatasi fenomena “irrelevansi internal dan insignifikansi eksternal” yang menghinggapi gereja-gereja.
Melalui momentum perayaan 74 tahun ini, Pdt. Gomar mengajak menunjukkan jati diri sejalan dengan tema HUT ‘Menjadi Satu dengan Sempurna’.
“Dengan demikianlah kita menaati panggilan oikoumenis kita untuk peduli dan berbagi satu sama lain, sehingga tercapailah apa yang dipesankan oleh nats Alkitab: ‘Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan,” pungkasnya.
Perayaan HUT ke-74 PGI ini menjadi momen penting untuk refleksi dan introspeksi bagi gereja-gereja di Indonesia. Dengan semangat persatuan dan oikoumene, diharapkan gereja dapat terus memainkan peran penting dalam membangun bangsa dan mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera. (Red/Rls)