Sampit, Lintasbali.com – Pagi itu suasana terlihat lebih ramai di rumah ibu Arbainah, seorang pengusaha atap daun nipah di Desa Bapinang Hilir Kecamatan Pulau Hanaut, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Beberapa pria berbaju loreng dan berambut cepak tampak berbaur dengan warga yang sedang merangkai daun nipah untuk dibuat menjadi atap rumah.
Pria-pria berbadan tegap tersebut merupakan anggota Satgas TMMD Reguler ke 109 yang ikut membantu merangkai daun nipah. Mereka terlihat cekatan dan hasilnya pun terlihat rapi. Sesekali gelak tawa keluar dari mulut mereka. Sambil merangkai daun, mereka berbincang tentang banyak hal, termasuk terkait kegiatan TMMD.
Bagi warga Pulau Hanaut menganyam atau merangkai daun nipah untuk dibuat menjadi atap memang masih sering dilakukan. Atap dari daun nipah lebih terjangkau harganya dibandingkan dengan atap dari bahan lainnya. Apalagi bahan bakunya di sana masih melimpah. Namun usia atap ini memang tidak bertahan lama.
“Merangkai atap dari daun nipah ini sebetulnya tidak sulit, mungkin awalnya saja yang sulit. Kalau sudah terbiasa pasti terasa mudah dan hasilnya juga akan rapi,” terang Arbainah.
Sesekali warga memperhatikan dengan seksama cara untuk merangkai daun nipah agar hasilnya rapi dan bagus. “Bila sembarangan merangkainya selain terlihat tidak rapi, atapnya juga bisa banyak celahnya sehingga saat dipasang sebagai atap rumah, air masih bisa masuk alias bocor,” tambahnya.
Sementara itu Dandim 1015 Sampit, Letkol Czi Akhmad Safari SH mengatakan bahwa kemanunggalan antara TNI dan rakyat harus terus dipupuk, seperti dengan membaur di tengah-tengah masyarakat. Sehingga tidak ada sekat atau pembatas antara TNI dan rakyat. (Rls)