Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan pihaknya pada tahun 2020 ini telah menyiapkan berbagai langkah sebagai upaya memperkuat fundamental perekonomian Bali serta mendorong kemajuan pembangunan di segala bidang. Hal itu disampaikan Gubernur Koster dalam sambutannya saat acara Simakrama Awal Tahun 2020 bertempat di Graha Tirta Gangga, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Lt.2, Renon, Denpasar, Rabu (8/1).
Kegiatan ini turut dihadiri pula Kepala OJK Bali dan Nusa Tenggara Elyanus Pongsoda, Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Bali Trisno Nugroho, Kepala BPS Provinsi Bali Adi Nugroho, Kepala OPD terkait di Lingkungan Pemprov Bali, para pejabat di Lingkungan BI dan OJK Bali, pihak perbankan serta undangan lainnya.

Kepala OJK Bali dan Nusa Tenggara Elyanus Pongsoda (Kiri), Gubernur Bali, Wayan Koster (Tengah) dan Trisno Nugroho, Kepala Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi Bali (Kanan)
Di tengah perlambatan ekonomi global dan domestik, kinerja perbankan di Provinsi Bali pada Tahun 2019 tercatat masih tumbuh positif. Ini tercermin dari total aset perbankan yang tercatat sebesar Rp 149,9 Triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 8,24 persen dari tahun ke tahun (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan total aset perbankan nasional sebesar 7,07 persen. Sementara itu, kinerja keuangan BPR/S di Provinsi Bali juga masih menunjukkan pertumbuhan yang positif dan meningkat dari periode sebelumnya. Total aset BPR/S mencapai Rp 16,87 Triliun, tumbuh 12,47% (yoy), meningkat dari periode sebelumnya yang tumbuh 8,27% dan lebih tinggi dari BPR secara nasional yang tumbuh 10,24%-yoy. Sementara itu, penghimpunan DPK sebesar Rp 12,29 Triliun (17,80%-yoy), tercatat lebih tinggi dari pertumbuhan DPK BPR secara nasional yang tumbuh 11,63%-yoy.
Permasalahan dan tantangan yang ada ini, harus mampu dikelola oleh Pimpinan, Direksi dan segenap Tim terkait untuk senantiasa melaksanakan peran dan fungsinya dalam melayani kebutuhan jasa keuangan dengan berbasis digital serta tak lupa untuk tetap memberikan dukungan kepada upaya pemberdayaan kekuatan ekonomi lokal, mengingat saat ini persaingan di segmen kredit mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang sangat ketat.
Pada kesempatan itu pula, Gubernur Bali mengingatkan kepada seluruh industri keuangan yang ada di Provinsi Bali agar dapat mewujudkan seluruh kegiatan keuangan yang teratur, adil, transparan, dan akuntabel, guna mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil serta melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat Bali.
Kemudian guna mencapai tujuan itu, maka berbagai kebijakan mendorong penguatan ekonomi Bali akan terus dilakukan. Di antaranya dengan penguatan sentra pangan, peningkatan kualitas ekspor serta memperkuat pertanian tradisional Bali, seperti pertanian buah manggis, pisang, kakao, olahan kopi serta arak Bali.
“Ekspor manggis kita sudah nomor satu, pertanian tradisional lainnya akan terus kita dorong dan dipetakan dengan baik. Dengan demikian perekonomian Bali akan semakin kuat, didukung sektor pertanian serta sektor pariwisata. Saya ingin di tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Bali mencapai 6 persen,“ terangnya.
Selain hal itu, Gubernur Koster yang juga Ketua DPD PDIP Bali menyampaikan, ke depan akan didesain pelaksanaan event secara tematik dengan penyelenggaraan berbagai kegiatan festival tingkat international di Bali. Di antaranya Festival Kopi International serta Festival Budaya Dunia.
Tak hanya itu, pembangunan dan perbaikan infrastruktur darat, laut dan udara secara terintegrasu akan terus dilanjutkan. Hal in selain sebagai penunjang kemajuan sektor pariwisata, juga diarahkan sebagai prioritas meningkatkan kesejahteraan krama Bali.
Sementara Kepala KPW BI Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan tahun 2020, kinerja ekonomi Bali diprakirakan mengalami peningkatan terutama didorong oleh meningkatnya pertumbuhan semua jenis lapangan usaha utama. Beberapa faktor pendorong peningkatan kinerja ekonomi bersumber sektor terkait pariwisata seiring dengan meningkatnya kapasitas pelabuhan Benoa yang mendorong peningkatan jumlah kapal cruise ke Bali (quality tourism).
Selain itu, sumber peningkatan kinerja juga berasal dari pengerjaan beberapa proyek konstruksi baik yang merupakan kelanjutan dari tahun 2019 maupun yang dimulai di tahun 2020. “Faktor lain adalah prakiraan membaiknya kinerja ekonomi negara mitra dagang utama, penambahan direct flight serta pengembangan pasar wisman alternatif yaitu antara lain wisatawan dari negara-negara Eropa Timur,” jelas Trisno.