DENPASAR, lintasbali.com – Sampradaya yang saat ini muncul di masyarakat menjadi sebuah polemik yang dapat memicu permasalahan baru khususnya di antara umat Hindu.
Umat Hindu Dharma Indonesia diajak untuk bersatu kembali pada tujuan utama yaitu memurnikan PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia) dan menghilangkan Sampradaya asing dari Hindu Dresta Nusantara.
Hal tersebut di sampaikan Ketua Pengurus Harian PHDI Pusat Periode 2021-2026, Marsekal TNI (Purn) Ida Bagus Putu Dunia saat menerima kedatangan KANIBAL (Kawula Nindihin Bali) dan organisasi bernafaskan Hindu di Denpasar.
Dalam kesempatan tersebut Putu Dunia juga mengajak seluruh Ketua PHDI Provinsi serta Kabupaten/Kota se-Indonesia bersatu padu memurnikan PHDI dari pengaruh buruk dan konversi keyakinan dari sampradaya asing.
Di kesempatan yang sama pula, Ketua Umum KANIBAL, Anak Agung Bram menyampaikan peryataan tegas dukungan pemurnian PHDI dari unsur-unsur yang tidak sesuai dengan adat Nusantara di mana Hindu dan umatnya berada.
Peryataan tersebut ditandatangani langsung oleh Anak Agung Bram (Ketua Umum KANIBAL), InGusti Agung Kresna Kepakisan (Ketua Harian KANIBAL) dan I Wayan Sukariana, SH (Sekretaris KANIBAL).
Gung Bram dalam surat penyataan dan dukungan menyatakan menolak segala kegiatan yang dilakukan oleh Wisnu Bawa Tenaya bersama kelompoknya yang mengatasnamakan PHDI.
Termasuk rencana Mahasaba XII serta menolak keras keberadaan pengikut Sampradaya dalam kepengurusan PHDI yang berusaha mendikte, memolakan dan mengajarkan ajaran yang konon sesuai dengan Weda, namun mereka lupa bahwa adat budaya Nusantara dan Bali khususnya penuh dengan sinyal makna filosofi kearifan lokal.
“Mereka hanya mengklaim itu salah ini benar sesuai pikiran mereka. Untuk itu kami menyatakan sikap kepada Bapak Marsekal TNI (Purn) Ida Bagus Putu Dunia, mengapresiasi langkah beliau dalam membersihkan pengurus PHDI dari pengaruh asing Sampradaya yang secara teologi Ketuhanan sangat berbeda,” papar Gung Bram.
Menerima dukungan dari KANIBAL, Ida Bagus Putu Dunia menyatakan ketegasan sikapnya dipicu oleh rencana digelarnya Mahasabha XII pada 28-31 Oktober 2021 yang digagas oleh Wisnu Bawa Tenaya dan kelompoknya selaku pengurus PHDI 2016-2021.
Sementara kepengurusan baru periode 2021-2026 telah melaksanakan Mahasabha Luar Biasa (MLB) pada 18-19 September 2021 bertempat di Wantilan Pura Samian Tiga Giayar oleh Forkom PHDI Provinsi se-Indonesia.
Putu Dunia mengatakan jika sudah menggelar MLB maka tidak perlu lagi ada Mahasabha atau pertemuan setingkat lainnya yang levelnya di bawah MLB.
“Kami sudah menggelar MLB, maka seharusnya mereka (pengurus lama) itu demisioner dan tidak punya hak untuk menggelar Mahasabha lagi. Namun, kebetulan mereka masih terdaftar secara resmi di Kemenkumham, sehingga memanfaatkan kesempatan tersebut dan akan mengundang pejabat pemerintah,” tegas Putu Dunia mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU).
Dirinya juga mengajak seluruh elemen dan umat Hindu se-Indonesia untuk sadar bahwa Hindu Nusantara dan Hindu Dresta Bali telah dirusak oleh Sampradaya asing (Hare Krishna dan Sai Baba).
“Ayolah bersuara lantang agar didengar oleh seluruh masyarakat Bali, umat Hindu dan bahkan oleh Presiden. Kita jangan belog polos (melempem) lagi, tapi cerdas berjuang. Sehingga suara kita didengar oleh mereka (pemerintah) dan akhirnya urung datang ke Mahasabha itu. Intinya kita ingin Mahasabha itu batal digelar,” pungkasnya. (AR)