DENPASAR, lintasbali.com — Tiga Bandung Indie Taiwan tampil memukau di AXEAN Festival 2024 dan sukses menghibur penonton yang hadir. AXEAN Festival 2024 digelar pada 28-29 September 2024 bertempat di Jimbaran Hub.
Tiga Band Indie asal Taiwan terdiri dari The Dinosaur’s Skin, I’m Difficult, dan The Chairs. Ketiganya berhasil mencuri perhatian publik Indonesia dengan gaya musik unik yang masing-masing mereka bawakan, membuat festival ini menjadi panggung yang berkesan untuk mereka dan para penonton.
Ditemui dalam jumpa pers yang dilaksanakan pada Minggu, 29 September 2024 di Rumah Tanjung Bungkak, Denpasar, para personel The Dinosaur’s Skin, I’m Difficult, dan The Chairs mengatakan perasaan yang sama yaitu bangga dan tidak menyangka sambutan luar biasa dari penonton di Bali.
Pertunjukan dari The Dinosaur’s Skin menjadi salah satu momen yang tidak terlupakan. Dengan konsep yang mereka sebut sebagai Jurassic Pop, band ini terdiri dari dua anggota dengan nama panggung Trex dan Triceratops. Mereka membawa penonton ke dunia prasejarah melalui musik yang bercerita tentang kehidupan dinosaurus yang telah punah, namun bangkit kembali untuk berkomunikasi dengan umat manusia.
Trex dan Triceratops, personel The Dinosaur’s Skin mengatakan bahwa The Dinosaur’s Skin berasal dari spesies yang telah punah, dan melalui musik, mereka berusaha menghidupkan kembali keagungan zaman purba.
“Musik adalah cara kami berkomunikasi dengan manusia. Kami sangat antusias untuk tampil di Indonesia. Lagu-lagu kami bercerita tentang dinosaurus, teman-teman kami yang telah tiada, dan bagaimana kami berkomunikasi dengan manusia modern. Dalam penulisan lagu, kami menempatkan diri sebagai dinosaurus yang selamat. Kami menyebut musik kami sebagai ‘Jurassic Pop,’ perpaduan indie pop dan indie rock,” kata salah satu personel The Dinosaur’s Skin.
Ini pertama kalinya The Dinosaur’s Skin memainkan musik, dan mereka senang karena di Taiwan dan mendapatkan respon yang sangat baik. Ketika The Dinosaur’s Skin merilis lagu, banyak penggemar yang berkomentar di Spotify dan memintanya datang ke Indonesia.
“kami sangat bersemangat untuk akhirnya tampil di sini. Setelah Indonesia, kami akan merilis album terbaru kami pada 23 Oktober. Album ini berjudul ‘I Dig You,’ yang dalam bahasa gaul artinya ‘Aku menyukaimu.’ Sebelumnya, kami hanya merilis single dan EP, tapi album ini akan menandai langkah baru kami, diikuti dengan tur di beberapa negara,” pungkasnya.
Sementara itu, I’m Difficult yang tampil untuk pertama kalinya di Indonesia juga membawa cerita mereka sendiri. Band ini terdiri dari Hsuan (synth bass, vokal), Ernest (keyboard, vokal utama), Eason (gitar, vokal), dan Jason (drum). Mereka mengungkapkan betapa mereka merasa tersentuh dengan sambutan luar biasa dari penonton Indonesia. “Ini pertama kalinya kami ke Indonesia, dan penonton di sini begitu ekspresif, berbeda dengan di Taiwan atau Jepang di mana audiens seringkali lebih malu-malu,” ujar Ernest, sang vokalis utama.
Penampilan mereka di atas panggung dipenuhi energi, sejalan dengan vibes yang mereka dapatkan dari penonton. “Mereka benar-benar mengekspresikan apresiasi mereka terhadap musik kami, dan itu memberikan kami dorongan besar untuk tampil sebaik mungkin,” tambahnya. I’m Difficult juga mengaku bahwa mereka ingin kembali ke Indonesia setelah pengalaman yang sangat berkesan ini, terutama karena Indonesia menjadi salah satu tempat di mana musik mereka diterima dengan sangat baik.
Band ini juga tidak lupa menceritakan tantangan yang mereka hadapi dalam perjalanan karir mereka. Meski sudah meraih berbagai penghargaan musik di Taiwan dalam beberapa kategori, mereka tetap merasa harus terus mengeksplorasi diri. “Kami ingin mengeksplorasi lebih dalam, karena di dalam setiap orang pasti ada kesulitan yang harus diterima, dan itu adalah bagian yang harus kita keluarkan dalam karya musik,” kata mereka. Pesan inilah yang kemudian menjadi salah satu alasan mengapa musik mereka begitu diapresiasi di panggung internasional.
Band ketiga, The Chairs, membawa aliran musik rock folk yang terinspirasi dari The Beatles. Trio ini terdiri dari Zhong (vokal, gitar), Jing (vokal, gitar), dan Benson (bass), dan mereka telah merilis lima album yang mendapat perhatian di berbagai belahan dunia. Namun, meskipun banyak terinspirasi oleh The Beatles, mereka mengaku sedang mencari suara orisinal mereka sendiri untuk menghindari repetisi gaya yang terlalu mirip dengan band legendaris asal Liverpool tersebut.
“Kami senang sekali bisa tampil di Bali. Ini pertama kalinya kami ke sini, dan sambutannya sungguh luar biasa,” ujar Jing dengan penuh antusias. Dia menambahkan bahwa mereka terkesan dengan bagaimana penonton di Indonesia ikut menyanyikan lagu-lagu mereka. “Ini pengalaman yang luar biasa. Kami merasa sangat terinspirasi oleh suasana di Bali, dan saya sudah memikirkan untuk menulis lagu baru tentang tempat ini agar memori ini selalu dikenang.”
Inspirasi dalam menulis lagu bagi The Chairs datang dari berbagai sumber, termasuk film, buku, slogan menarik yang mereka lihat, hingga pengalaman pribadi. Setiap lirik yang mereka tulis mencerminkan pandangan hidup, cinta, dan berbagai emosi yang mereka alami. Penampilan mereka di AXEAN Festival ini juga dianggap sebagai kesempatan besar bagi mereka untuk menampilkan karakter musik mereka yang semakin matang.
AXEAN Festival sendiri merupakan platform yang sangat penting bagi para musisi indie Asia untuk memperluas audiens mereka. Acara yang awalnya diselenggarakan secara virtual selama masa pandemi pada 2020 kini menjadi acara langsung yang mempertemukan talenta-talenta musik dari seluruh Asia, termasuk Taiwan, Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Kehadiran The Dinosaur’s Skin, I’m Difficult, dan The Chairs di panggung festival ini menunjukkan bahwa musik Taiwan semakin diakui di kancah internasional.
Dengan dukungan dari Taiwan Creative Content Agency (TAICCA), ketiga band ini berhasil memperkenalkan musik mereka ke audiens baru, termasuk Indonesia yang ternyata memberikan sambutan hangat dan antusiasme yang tinggi. Festival ini tidak hanya mempertemukan musisi dari berbagai negara, tetapi juga membuka peluang kolaborasi internasional di masa depan, dengan penonton Indonesia sebagai salah satu yang paling bersemangat.
AXEAN Festival 2024 telah membuktikan bahwa pertemuan antara musik indie Asia dan audiens internasional membawa energi baru yang segar. Festival ini, melalui penampilan memukau dari ketiga band asal Taiwan tersebut, memberikan gambaran betapa musik tidak mengenal batas budaya, dan setiap nada dapat menyatukan penonton dari berbagai latar belakang dengan cara yang luar biasa. (Red/LB).