Badung, Lintasbali.com – Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai mencatat telah melayani sebanyak 34 ribu pergerakan pesawat udara serta 4,7 juta penumpang selama periode bulan Januari hingga Maret 2020.
Selama tiga bulan pertama di tahun 2020, sebanyak 4.667.306 penumpang tercatat keluar masuk Pulau Bali melalui bandar udara yang terangkut melalui 34.597 pergerakan pesawat udara. Jika dibandingkan dengan pencatatan di periode yang sama di tahun 2019, tercatat terdapat penurunan jumlah penumpang serta jumlah pergerakan pesawat yang dilayani oleh Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali.
Di tahun 2019 lalu, sebanyak 5.397.499 penumpang dan 36.519 pergerakan pesawat udara tercatat telah terlayani sepanjang tiga bulan pertama tahun 2019.
“Di periode Januari-Maret 2020 ini, kami mencatat adanya penurunan penumpang dan pergerakan pesawat udara jika dibanding dengan catatan di periode yang sama di tahun 2019 lalu. Terdapat selisih sebanyak 730.193 penumpang dan 1.922 pergerakan pesawat, atau turun masing-masing sebesar 16% untuk pergerakan penumpang, dan 5,6% untuk pergerakan pesawat udara. Penurunan yang cukup tajam, terutama diakibatkan oleh pandemic global COVID-19,” ucap General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali, Herry A.Y. Sikado, pada Selasa (07/04) siang.
Untuk pencatatan trafik di bulan Maret 2020, penumpang yang terlayani adalah sebanyak 985.921 jiwa, dengan diangkut melalui 9.231 pesawat udara. Sedangkan di bulan Maret tahun 2019 lalu, tercatat sebanyak 1.793.875 penumpang dan 12.167 pergerakan pesawat udara terlayani oleh bandar udara.
“Untuk data di bulan Maret 2020 ini, kami mencatat terdapat penurunan penumpang dan pergerakan pesawat yang cukup drastis. Penumpang dan pergerakan pesawat masing-masing mengalami penurunan sebesar 82% dan 32% jika dibanding data di bulan Maret 2019,” ujar Herry.
“Penumpang dari rute internasional yang mengalami penurunan terbesar di bulan Maret lalu, dari sejumlah 1.025.098 penumpang di bulan Maret 2019, menjadi 473.312 penumpang di bulan Maret 2020. Terdapat selisih sebanyak 552.786 jiwa, atau turun sebesar 117%. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor, antara lain karena aturan pembatasan yang dikeluarkan pemerintah terhadap penumpang dengan kondisi tertentu, penerapan kebijakan _lockdown_ dari pemerintah beberapa negara, serta penghentian sementara operasional penerbangan rute tertentu. Untuk penumpang rute domestik bulan Maret 2020 pun mengalami penurunan, yakni sebesar 50%,” lanjutnya.
Sedangkan untuk pencatatan pergerakan pesawat udara di bulan Maret 2020, dengan jumlah pergerakan pesawat sebanyak 3.547 untuk rute internasional dan 5.687 pergerakan untuk rute domestik, maka terdapat penurunan sebesar 63% untuk rute internasional dan 12% untuk rute domestik jika dibandingkan dengan pencatatan di bulan Maret 2019.
“Saat ini, banyak sektor di dunia yang terdampak dari pandemik Virus Corona. Salah satu yang terkena dampak yang cukup signifikan adalah di sektor penerbangan. Saya rasa hampir seluruh bandar udara di dunia turut mengalami penurunan jumlah pergerakan penumpang dan pesawat udara. Meskipun demikian, kami bertekad bahwa pelayanan terhadap pengguna jasa bandar udara tetap harus diutamakan, terlepas dari jumlah penumpang,” tutup Herry.