DENPASAR, lintasbali.com – Dalam rangka memperingati Imlek tahun 2021, Universitas Udayana melalui Tourism Confucius Institute menggelar International Webinar dengan tema “Empowering Chinese Tourists for Tourism Revitalization in Bali” atau “Memberdayakan Wisatawan Tiongkok untuk Revitalisasi Pariwisata di Bali”, Jumat (26/2/2021).
Webinar ini menghadirkan Keynote Speaker Mr. Gou Haodong (Former Consul General of the People’s Republic of China in Denpasar), Prof. Dr. Ida Bagus Wyasa Putra, SH.,M.Hum (Vice Rector for Planning, Cooperation and Information Affairs in Udayana University), Prof. Tao Xianguang (Director of Tourism Confucius Institute Udayana University), Drs. Made Sumada (Chairman of the association of Indonesian Tour Guides in Bali) dan Mr. Hendri Hidayat (Chinese Tour Guides in Bali).
I Made Sendra, Direktur Tourism Confucius Institute Universitas Udayana membuka secara langsung webinar kali ini dengan menyampaikan pasar market China sejak tahun 2013 menunjukkan peningkatan. Tahun 2017 wisatawan China menduduki peringkat pertama yang berkunjung ke Bali dengan jumlah 1.280.000 orang wisatawan dan bertahan hingga 2019. Namun sayang tahun 2020 terjadi pandemi covid-19.
Seperti yang kita ketahui, pasar market China memberikan kontribusi yang sangat besar dalam hal jumlah. Kementerian Pariwisata tahun 2019 menargetkan kunjungan wisatawan China ke Indonesia 20 juta orang dan Bali diharapkan kontribusinya dengan 40% datang ke Bali.
“Jumlah kunjungan wisatawan China ke Bali memang menduduki peringkat pertama. Tapi kontribusi untuk pemasukan devisa Negara kecil atau dengan kata lain terjadi Patologi pariwisata China”, kata Made Sendra.
Penyebabnya yaitu adanya Zero Dollar Tourist atau Zero Dollar Tour yang dulu sempat muncul di masyarakat. Kebijakan Presiden Jokowi tahun 2015 menerapkan bebas visa kunjungan (BVK) bagi wisatawan China ke Indonesia guna mengejar target 20 juta kunjungan wisatawan tersebut.
Dengan jumlah penduduk sekitar 1,2 miliar, China merupakan pasar market potensial untuk Indonesia dan Dunia. Terbukti hampir di seluruh Negara di Dunia pasti ada saja wisatawan China yang sedang berlibur di Negara tersebut.
Dalam webinar ini, bagaimana pasar China yang begitu potensial untuk pariwisata Indonesia dan Bali, para peserta diajak berdiskusi bagaimana caranya memulihkan pasar China sekaligus meyakinkan dan memberikan dorongan agar mereka mau datang lagi ke Bali. Karena sampai saat ini Bali masih menjadi daerah tujuan wisata favorit wisatawan China sampai saat ini.
Tourism Confucius Institute Universitas Udayana diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap penguatan Sumber Daya Lokal agar mereka memiliki kemampuan untuk berbahasa Mandarin.
Hal ini dimaksudkan agar para tour guide berbahasa Mandarin yang ada di Bali mampu menjelaskan kebudayaan dan pariwisata yang ada di Bali. Selama ini yang menjadi tour guide berasal dari luar Bali yang belum tentu paham betul dengan kebudayaan Bali.
Menurut Sendra, Tourism Confucius Institute Universitas Udayana kedepannya akan mengadakan kerjasama dengan Disparda Bali, HPI Bali dan Stakeholder pariwisata di Bali, bagaimana memberikan pemahaman dan penyamaan persepsi mengenai kebudayaan Bali. (AR)