DENPASAR, lintasbali.com – UID Bali Campus, terletak di jantung KEK Kura Kura Bali, menjadi elemen penting dalam rencana pengembangan jangka panjang. UID Bali Campus, seluas 5 hektar, berfungsi sebagai platform pendidikan yang menyediakan pembelajaran, penelitian, dan inovasi berkelanjutan.
United in Diversity (UID), pendiri UID Bali Campus, adalah forum pendidikan yang didirikan pada tahun 2003 oleh MIT Sloan School of Management, Universitas Indonesia, dan GT Group Sinar Harapan.
UID bertujuan untuk membangun kepercayaan dan kerja sama tri sektor (pemerintah, bisnis, dan masyarakat sipil) dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Visi UID adalah Indonesia yang bersatu dan damai melalui sinergi berbagai konstituen. Misi UID selaras dengan SDGs, yaitu menjadi platform pendidikan dan katalisator untuk membangun kepercayaan dan kerja sama antar sektor melalui proses pembelajaran.
Adapun bangunan dari UID Bali Campus merupakan salah satu bentuk implementasi dari rencana pembangunan dari KEK Kura-Kura Bali.
Presiden Joko Widodo meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali pada 5 April 2023. KEK ini, seluas 498 hektar di Pulau Serangan, berfokus pada pengembangan pariwisata dan usaha kreatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja di Indonesia.
Rencana KEK Kura Kura meliputi pembangunan marina, hotel dan resort, pusat pendidikan, pusat perbelanjaan, pusat kesehatan, dan teknologi.
Dewan Kawasan Ekonomi Khusus menyatakan bahwa lokasi dan rekomendasi PT Bali Turtle Development menjadi dasar penetapan KEK ini. KEK Kura Kura menargetkan investasi senilai Rp 104,4 triliun, dengan proyeksi 35.036 lapangan kerja langsung dan 64.817 lapangan kerja tidak langsung. Ketika beroperasi penuh pada tahun 2052, KEK ini diprediksi menghasilkan devisa US$ 31,8 miliar bagi Indonesia.
Pada lantai 1 di gedung yang sama dengan UID Bali Campus, terdapat Bali Abode Museum yang dapat dikunjungi setiap hari dari jam 09.00 sampai 17.00. Bali Abode Museum merupakan satu-satunya museum di Bali yang menampilkan cerita tentang hubungan Jawa Timur, terutama Kerajaan Majapahit dengan Bali melalui artefak budaya dan benda tradisional.
Kerajaan Majapahit sebagai salah satu kerajaan terbesar dan terkuat dalam sejarah Indonesia dan Asia Tenggara menginspirasi kebudayaan Bali hingga saat ini. Pada 23 Januari 2024, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa mengunjungi Bali Abode Museum bersama Presiden United in Diversity, Tantowi Yahya.
Pada kunjungan tersebut, Bapak Suharso mengatakan, “Ternyata ada tradisi-tradisi yang sama hubungan Jawa Timur dan Bali, ada tradisi-tradisi yang sama seperti Dewi Sri, pengaturan air di Banyuwangi, terasering, Knowledge ini ternyata temukan di Galeri ini, belum pernah saya temukan di Bali, kecuali hari ini bersama Ambassador Tantowi Yahya”.
Melalui koleksi di dalam museum ini, dapat terlihat beberapa kesamaan kebudayaan antara Jawa Timur dan Bali. Koleksi artefak dan benda tradisional tersebut secara individual berada di bawah pengawasan pribadi Ibu Dea Sudarman selama 35 tahun terakhir.
Selain itu, di tempat yang sama, terdapat Bali Abode Shop yang bekerja sama dengan Alun Alun Indonesia dan menyediakan berbagai produk tentang kebudayaan Indonesia. Produk-produk yang disediakan beraneka ragam; mulai dari makanan, aksesoris, pakaian, hingga perlengkapan sehari-hari yang dapat dijadikan sebagai buah tangan.
Adapun keunggulan dan keunikan dari produk-produk yang disediakan yaitu pembuatannya berasal dari seluruh daerah Indonesia, termasuk Bali dan terdapat beberapa produk lainnya yang menggunakan bahan-bahan daur ulang yang mendukung keberlanjutan.
Aspek-aspek tersebut berkaitan erat dengan tujuan UID Bali Campus dalam mencapai SDGs. Keberadaan Bali Abode Museum dan Shop sebagai pusat pembelajaran sejalan dengan misi UID Bali Campus dan juga merupakan suatu langkah dalam terwujudnya rencana pembangunan KEK Kura Kura Bali. (Red/Rls)