Denpasar, Lintasbali.com – Selain untuk pemulihan sektor kepariwisataan, program ‘We Love Bali’ menjadi salah satu program kampanye Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) serta protokol kesehatan (prokes).
Panitia We Love Bali Manik Wiranata dari PT Yasa Mertha Buana, belum lama ini berharap, upaya ini dapat mewujudkan kesadaran akan keselamatan dan keamanan di kalangan pelaku pariwisata ketika berkegiatan di tengah pandemi Covid-19.
Manik menjelaskan, kegiatan tersebut bertujuan memberikan edukasi penerapan protokol CHSE sebagai daya tarik wisata dan desa wisata, termasuk melakukan pengawasan penerapan prokes di hotel tempat menginap dan daerah tujuan wisata yang dikunjungi dengan mengisi form cek list CHSE.
“Implementasi penerapan CHSE sangat penting untuk menunjukkan bahwa Bali sebagai destinasi wisata internasional sungguh-sungguh berkomitmen dan mampu menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya.
Program We Love Bali adalah untuk mempromosikan pariwisata Bali, karena dibarengi dengan kunjungan ke daya tarik wisata dan desa wisata. Dalam kegiatan tersebut, peserta mendapatkan fasilitas berupa akomodasi selama dua malam di hotel atau home stay yang ditetapkan panitia, konsumsi, transportasi, tiket masuk daerah tujuan wisata, biaya tes cepat, dan perlengkapan lainnya.
Kegiatan We Love Bali kali ini terdiri dari program 16 yaitu :Gianyar – Semarapura – Nusa Dua – Kota Denpasar – Gianyar pada tanggal 27 November 2020 hingga 29 November 2020. Pada hari pertama, peserta melalui Gianyar – Kerthagosa – Pasar Seni – Art Centre – Hotel.
Ketika mengunjungi Kertaghosa Klungkung. Kerta Gosa adalah bangunan arsitektur Bali yang terletak di Istana Klungkung, kota Klungkung, Bali, Indonesia. Peserta diajak melihat paviliun Kertha Gosa dibangun pada awal abad ke18 oleh Dewa Agung Gusti Sideman. Kerta Gosa berarti “tempat di mana raja bertemu dengan kementeriannya untuk membahas masalah keadilan”.
Fungsi pertama paviliun adalah untuk kegiatan pengadilan. Kerta Gosa pernah juga dicat ulang pada 1920-an dan lagi pada 1960- an. Paviliun ini memiliki bagian epik Hindu Mahabharata, yangdisebut Bhima Swarga, yang dilukiskan di langit-langit paviliun.
Selanjutnya peserta dibawa mengunjungi petani Garam di Pesinggahan Untuk di Daerah Pesinggahan Pantai Belatung akan menggunakan konsep tradisional yang nantinya akan diintegrasikan dengan Objek wisata yang terdapat di daerah tersebut. Untuk tempat pembuatan garam beryodium akan dipusatkan di Daerah Kusamba yang menggunakan konsep modern dan juga Pesinggahan dengan menggunakan konsep tradisional.
Pada hari kedua program 16 peserta diajak menuju Waterblow – Pura Geger – Pantai Melasti – Pura Uluwatu. Pantai Melasti berada di perbukitan Ungasan selatan Pulau Bali. Pantai ini terdiri dari perbukitan dan tebing batu kapur di tepi pantai dipadukan dengan kawasan pantai berpasir putih. Rata- rata tebing batu kapur yang berada di sekitar pantai memiliki ketinggian sekitar 100-150 meter.
Area tebing batu kapur tersebut menyambut wisatawan sebelum tiba di area pantai yang landai dan berpasir putih. Kawasan pantai berpasir putih cukup menggoda disamping ombak pantai selatan yang kadang-kadang pasang hingga menutupi sebagian area pantai berpasir. Air laut terlihat hijau kebiru-biruan bila sedang tenang dengan pemandangan batuan karang didasar laut.
Dihari ketiga dalam program tersebut peserta juga diajak berkunjung ke wisata Monument Bajra Sandhi. Monumen Bajra Sandhi adalah sebuah monumen yang berada di jantung kota Denpasar, tempatnya berada di daerah Renon. Monumen ini dibangun dan didedikasikan untuk perjuangan rakyat pulau Bali. Banyak wisatawan domestik yang tidak tahu akan kawasan Renon Denpasar. Malahan yang banyak tahu tentang monumen Bajra Sandhi Renon adalah wisatawan asing. Seperti wisatawan Korea dan China.
Di setiap destinasi, peserta dibekali kantong sampah dan mereka diwajibkan untuk memungut sampah plastik di lokasi. Hal itu sebagai bentuk kepedulian dan pelestarian alam. Anggota Tim Percepatan Pemulihan Pariwisata Bali Ketut Jaman yang mendampingi panitia mengatakan, “sejumlah trip pun sudah berlangsung sejak awal Oktober dan masih berjalan hingga November 2020,”paparnya.
Disetiap daya tarik wisata akan dilibatkan UMKM sebagai penyedia suvenir yang akan dijual kepada para peserta..Ia menyebut, program ini sebagai upaya masif pemerintah dalam mempromosikan pariwisata Bali Era Baru kepada masyarakat luar melalui media sosial peserta.
“Kita juga menyiapkan pariwisata Bali untuk menyambut wisman sejalan dengan Pergub Nomor 46 Tahun 2020, dan meningkatkan ekonomi,” tutupnya. (Rls)