Gianyar, Lintasbali.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio didampingi oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Wakapolda Bali I Wayan Sunartha dan Kasdam IX/ Udayana Brigjen TNI Candra Wijaya meluncurkan secara resmi program ‘We Love Bali’ di Bali Safari and Marine Park, Rabu ( 14/10) ditandai dengan pemukulan kulkul.
Program ‘We Love Bali’ merupakan bentuk edukasi sekaligus kampanye penerapan protokol kesehatan berbasis clean, healty, safety, environment (CHSE), yaitu kebersihan, kesehatan, keamanan, dan lingkungan hidup dalam tempat-tempat wisata untuk memastikan keamanan wisatawan. Melalui kampanye CHSE ini diharapkan membentuk ‘safety awarenes’ yang perlahan tercipta dalam mindset pelaku usaha di Bali dan juga wisatawan.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas diluncurkannya program ‘We Love Bali’ dimana seperti diketahui bersama sektor pariwisata merupakan lokomotif dari perekonomian masyarakat Bali dan sektor ini sangat terdampak akibat pandemi Covid 19.
Melalui program ‘We Love Bali’ diharapkan dapat mendukung industri pariwisata Bali agar mulai bergerak dan semangat kembai berkarya sekaligus memberikan edukasi dalam mengimplementasikan protokol kesehatan bagi pelaku usaha pariwisata, masyarakat pengelola destinasi wisata dan masyarakat umum tentunya.
Sementara itu Menparekraf Wishnutama mengatakan, Kemenparekraf/Baparekraf bersama Kemenkeu juga telah menyiapkan dan segera menyalurkan dana hibah pariwisata sebesar Rp 3,3 Triliun bagi pelaku usaha pariwisata dan pemerintah daerah untuk membantu meningkatkan penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata sehingga tercipta rasa aman dan nyaman bagi wisatawan sekaligus membantu industri pariwisata bertahan di tengah pandemi.
Tujuan utama dari hibah pariwisata ini untuk membantu pemerintah daerah serta industri hotel dan restoran yang saat ini sedang mengalami gangguan financial serta recovery penurunan pendapatan asli daerah akibat pandemi Covid 19 dengan jangka waktu pelaksanaan hingga Desember 2020.
“Program ini akan meningkatkan kualitas implementasi protokol kesehatan di Bali. Dengan protokol kesehatan yang baik akan menciptakan rasa aman dan nyaman. Apa yang dilakukan di Bali ini,saya harapkan akan memberi efek signifikan tidak hanya bagi pariwisata Bali tetapi juga pariwsata Nusantara,” tuturnya.
Terdapat 12 program perjalanan (famtrip) yang masing-masing akan berlangsung selama tiga hari dua malam ke berbagai destinasi di Bali. Program famtrip tahap pertama sebelumnya telah dijalankan beberapa waktu lalu ke destinasi di Denpasar, Lovina dan Kintamani. Masyarakat akan diajak meninjau destinasi dan melihat langsung penerapan protokol kesehatan yang dijalankan pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif. Perjalanan masyarakat itu juga dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. (Rls)