GIANYAR, lintasbali.com – Pengurus BPD PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Daerah Bali periode 2020-2025 secara resmi sudah dilantik dan dikukuhkan oleh Hariyadi BS Sukamdani selaku Ketua BPP PHRI di Denpasar, Kamis (11/2/2021).
Prof. Dr. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, M.Si (Cok Ace) resmi menjabat sebagai Ketua BPD PHRI Bali periode 2020-2025. Cok Ace dipilih kembali sebagai Ketua BPD PHRI Bali secara aklamasi melalui Musyawarah Daerah (MUSDA) yang dilaksanakan 18 Desember 2020 lalu.
Banyak stakeholder pariwisata di Bali yang berharap banyak dengan pengurus BPD PHRI Bali yang baru dilantik ini. Harapannya tentu agar pariwisata dan perekonomian masyarakat di Bali kembali pulih. Salah satunya Ida Bagus Wiryawan, Ketua Ubud Homestay Association (UHSA).
“Tentunya kita berharap soliditas internal adalah hal yang mutlak. Dan di masa pandemi ini kolaborasi dengan organisasi Pariwisata Bali agar lebih dipererat untuk bersama-sama melihat peluang yang bisa diraih kedepannya baik pada masa recovery pandemi ini.
Kita berharap semua komponen Pariwisata Bali semakin erat kedepannya,” kata Gusde Wiryawan melalui jawaban WhatsApp, Jumat (12/2/2021).
Ketika ditanya mengenai program jangka pendek dan jangka panjang yang harus dilaksanakan PHRI Bali, pihaknya mengatakan program pemulihan pariwisata atas nama Bali yang diajukan ke Pemprov maupun pemerintah pusat harus menggandeng semua pihak dan berkoordinasi intens agar lebih diutamakan dalam masa recovery ini.
Disisi lain, dirinya tidak bisa dipungkiri ada pemilik Hotel yang ingin menjual hotelnya yang ada di Bali sebagai akibat pandemi covid-19 dimana wisawatan mancanegara tidak ada yang datang ke Bali.
“Disinilah sebenarnya peran PHRI sebagai salah satu jembatan penghubung dengan pihak perbankan agar bisa diberikan keringanan-keringanan yanh mungkin bisa membantu operasional hotel agar bisa hotel tetap buka di masa pandemi ini,” lanjut Gusde selaku Pemilik Gunung Merta Bungalows di Peliatan Ubud Gianyar.
Dirinya juga sangat berharap kepada PHRI Bali untuk tetap melakukan komunikasi dan lobi-lobi ke pemerintah pusat agar dapat cepat membantu mencarikan sebuah solusi yang terbaik untuk industri pariwisata di Bali. (AR)
